ANT - Aid Necessities Transporter (Kendaraan Darurat untuk Pertolongan/ NB: “ant” bisa juga berarti “semut”), dirancang oleh Brian Lee (24 tahun), seorang mahasiswa desain di Monash University di Australia. Alat ini didesainnya ketika dia ingin mendaftar di kompetisi Victorian Automobile Chamber of Commerce (VACC). Desain ANT-nya yang terinspirasi oleh anatomi dan gerak semut ini berhasil memenangkan kompetisi tersebut.
ANT merespon kebutuhan korban-korban bencana dan memasok kebutuhan-kebutuhan tersebut secepat mungkin. Layaknya semut, ANT memiliki 6 roda (6 kaki) dan membawa barang kebutuhan korban bencana seperti semut membawa makanannya ke sarang mereka.
Sama halnya dengan semut aslinya, ANT bisa dijalankan di atas medan apapun, dan ANT perjalanan dalam kelompok-kelompok untuk efisiensi pengumpulan pasokan kebutuhan.
Lee mengakui bahwa ANT tidak mampu membawa persediaan sebanyak truk, namun kekurangan tersebut bisa diimbangi dengan beberapa fitur:
• Kecepatan ANT dan kemampuan untuk melakukan perjalanan di setiap medan;
• Ketika pulang mengambil pasokan lagi, ANT bisa bergerak lebih cepat karena settingannya bisa berubah, dari settingan untuk membawa barang ke settingan buat ngebut.
• Bongkar pasang muatannya gampang, soalnya barang-barangnya tinggal di-attach ke ANT, jadi meskipun barangnya lebih besar tetep bisa diangkut.
• Bak yang buat ngangkut bisa digunakan sebagai tempat sementara buat perawatan medis.
Karakter pasti yang anda fikir adalah karater pemarah,sabar dll.
ya benar itu memang karakter, tetapi bukan kater itu yang saya maksud.
Masalah karakter pasti dia sendiri yang mengetahiunya. entah apa kaakternya.
permasalahan karakter berawal dari apa yang dia liat apa yang dia pelajari.
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda. biasanya karakter di ketahui dari sikap orang itu.
entah mengapa karakter selalu menjadi masalah.
Karakter pelajar saat ini menjadi trend topic saat ini. karakter yang suka ikut ikutan yang menjadi masalah.
semua yang di lihatnya pasti di ikuti.
belakangan ini sering terjadi tawuran pertengkaran dan keributan di dunia pelajar. semua itu terjadi karena karakter yang tidak mempunyai tujuan. hanya mengikuti apa yang dikatakan temannya.
bila mengikuti hal yang positif dia akan menjadi baik. tetapi bila dia mengikuti hal yang negatif maka kehancuran di depan mata mereka.
seperti belum lama ini, tawuran yang terjadi antara sma n 6 dan 70 terjadi karna faktor mengikuti pendahulunya. karna hanya mengikuti, mereka pasti tidak tau apa sebab nya.
jadi pendidikan karakter sangat di butuhkan saat ini. entah bagaimana carannya.
Di support dong anaknya untuk melakukan hal yang mereka sukai....
mau main game
mau main bola
mau ngeband mau pacaran
biarin ajah yang penting positif.........
kalau mereka ahli di bidangnya kan mungkin ajah dia bisa ikut kompetisi
kalo menang kan kalian juga yang senang
kalau lagi rapat kantor "eh anak ku menang lomba lho"
kalau lagi arisan "jeng anak ku habis menang lomba lho hebat yah"
Tawuran sering terjadi di ibukota jakarta. apa penyebabnya dan apa masalahnya ?. semua yang terjadi pasti ada sebab dan ada akibat.
Semua yang terjadi berawal dari masalah yang sepele. mereka pelajar ?. ya jelas mereka pelajar tetapi hal yang mereka lakukan adalah hal yang bukan seharusnya mereka kerjakan.
Menurut saya yang juga seorang pelajar, kemungkinan semua yang mereka lakukan lantaran kejenuhan bersekolah. mengapa ?. kalian semua pasti juga pernah menjadi pelajar kan. semua yang terjadi lantaran karena kejenuhan yang hadapi mereka dengan persoalan nilai masalah di sekolah dan mungkin keluarga.
Mayoritas pelajar yang bertawuran mereka adalah pelajar yang jeduh akan kehidupan mereka sehari hari. di karenakan tidak ada kegiatan yang mereka lakukan.tapi ada juga yang tidak sedikit dari mereka yang berfikir dengan bertawuran mereka merasa hebat.merekapun di dukung sepenuhnya oleh alumni mereka dan tidak jarang mereka wajib mengikutinya.
Tidak hanya itu saja, faktor daktor tawuran kerap terjadi karena masalah masalah lain. faktor adat, faktor ini adalah faktor terkuat untuk mereka bertawuran yang di sebabkan entah apa penyebabnya. mereka hanya mengetahui senior mereka melakukan itu dan mereka pun harus melakukan itu.
faktor lain adalah permasalahan antar perorangan. biasanya karena mereka tidak senang karena teman mereka kalah dengan yang lain mereka pun ikut membantu teman mereka tersebut yang bertengkar dengan sekolah lain dan terjadi pertarungan antar kelompok atau antar sekolah.
Semua faktor tersebut tidak lain penyebabya karena pendidikan yang tidak mementingkan masalah sosial.sekolah saat ini tidak sama dengan sekolah waktu IR.Soekarno menjabat. Nilai nilai dan lulus 100%.
itulah moto sekolah di jaman sekarang. sosial di era seperti ini sangat di pentingkan, karena untuk mencekah hal hal tersebut tidak terjadi lagi pelajar setidaknya di beri pelajaran bersosialisai.
Keluarga juga menjadi faktor terbesar.orang tua bertanya "mengapa kamu sampai Tawuran ?" dan anakpun menjawab "yah memang kalian peduli dengan saya ?". moto orang tua jaman sekarang "Yang penting anak saya bisa makan, cukup segalagalanya kan dia udah di sekolahkan". berarti orang tua telah menyerahkan anak sepenuhnya terhadap sekolah. tetapi mereka memang tau kurikumlum sekolah dan moto sekolah "YANG PENTING LULUS DEH 100%".bagai mana mereka tau kalau mereka tidak memantau anaknya yang setiap hari pergi jam 07.00 anak sudah sekolah dan pulang 22.00 anaknya pun sudah tidur.
Jadi siapa yang harus di salahkan ?. polisi ? "emang anak saya, anak saya ajah ga tau gimana" guru ? "kan saya di gaji hanya absen dan mengajar" kepala sekolah "emang saya gak ada pekerjaan yang lebih penting" presiden ? "NO COMENT".masa kpk ?
Peraturan ?. salah sendiri, banyak orang bilang "PERATURAN DI BUAT UNTUK DI LANGGAR" ya gimana pelajar gak itkutan orang yang lebih dewasa ajah seperti itu.semua yang terjadi semua faktor adalah SOSIAL.
Aktifitas, seperti yang sudah saya ungkap di atas aktifitas juga dapet menimbulkan masalah seperti di atas. berikan mereka aktifitas. setiap hari berangat sekolah jam 05.30 pagi pulang jam 04.00 - 5.00 sore. memang tidak jenuh ?. orang tua berkata "kalau pulang sekolah jangan kemana mana yah". sang anak dalam hati nya "ya dari pada nanti pulang ga boleh kemana mana lagi mending ikut mereka tawuran". sebenarnya jika mereka di biarkan melakukan aktifitas yang positif pasti mereka tidak akan seperti itu. "mah mau kewarnet" "janngan di rumah aja" sebenarnya anak di warnet juga belajar, semua yang di lihat oleh mereka adalah pelajaran. game online adalah pelajaran buat mereka. mengapa ? "pilih mana tawuran apa game ?" "game lah ga sakit lagi juga nanti siapa tau saya menang turnamen". "mah mau main bola" "jangan nanti cape di rumah aja". main bola yang jelas-jelas baik aja di larang. "mah mau ke rumah temen" "jangan ngerepotin ajah udah di rumah ajah". main ke rumah teman adalah suatu bentuk SOSIALisasi, bersosialisasi aja di larang mimana mau belajar sosial.
MUNGKIN KAN KEJADIAN SEPERTI INI AKAN TERULANG KEMBALI ?
YA PASTI TERJADI LAGI
JIKA PENDIDIKAN TETAP SEPERTI INI
HENDAKNYA SEKOLAH DAN ORANG TUA IKUT SERTA DALAM SOSIAL ANAKNYA